Langsung ke konten utama

Percetakan itu tidak mudah


Kamis, 02 Juli 2020

            Hari ke dua proses KKN DR 2020. Hari ini aku akan mencetak brosur yang kemarin sudah ku buat desainnya, menurutku itu adalah desain bagus yang akan menarik perhatian, semoga saja seleraku kali ini bisa diterima masyarakat sekitar. Sebenarnya ada beberapa item yang masih ku gonta-ganti untuk desainnya, hehe aku ingin memberikan yang terbaik.
            Tidak membutuhkan waktu lama sebenarnya untuk mencetak brosur ini, namun ada saja beberapa kendala yang membuat pencetakan ini terhambat waktu, semisal warnet-warnet yang menolak mencetak dengan alasan tidak memiliki kertas jeruk yang akan aku gunakan, jam buka operasional warnet mulai dari jam 09.00 maka aku harus menunggu lama dan setelah menunggu ternyata ditolak. Sampai pada akhirnya aku ingat kalau dirumah memiliki printer dan aku bisa membeli kertas jeruk tersebut di Tempat Fotokopi, bilang saja untuk membeli kertas jilid. Lagi lagi kendala berada di jarak, dimana jarak antara warnet, tempat fotokopi dan rumah ku tidaklah dekat. Sampai dirumah aku sesegeramungkin untuk memulai percetakannya, dan kendala baru mulai muncul. Aku tidak mengerti bagaimana cara mencetak ukuran brosur lipat tiga untuk di padukan dengan kertas jeruk ini. Beberapa percobaan gagal tapi aku nggak nyerah, aku coba lagi dan lagi sampai aku berhasil mencetak satu contoh brosur. Ah senang sekali. Aku menucapkan banyak terimakasih kepada adik ku dan teman teman sekitar yang ikut membantu dalam proses pencetakan hari ini.
            Hari pencetakan ini tidak aku barengi dengan hari penyebaran, karena sudah terlalu sore untuk memulai penyebaran, kurasa itu kurang efektif maka kuputuskan untuk menyebarkan dihari berikutnya.

Salam sayang,
Silmy Awwalunnisa.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Brosur Menarik

Astanalanggar, 01 juli 2020.             Hari pertama saya melaksanakan KKN DR 2020 di desa Astanalanggar Kec. Losari Kab. Cirebon. Pada awalnya jujur saja saya tidak tertarik untuk melakukan pengabdian pada desa yang sedang saya tempati, beberapa faktor seperti sangat sedikit waktu saya berada di desa ini karena harus menetap di kota selama kuliah juga keadaan desa yang sepertinya baik-baik saja. Pelaksanaan refleksi sosial yang di arahkan DPL kelompak saya; Ibu Dede Cahyati Sahrir atau akrab dipanggil bu Deca, sangat membuka mata dan pikiran saya mengenai desa yang saya tempati ini. Pelaksanaan refleksi sosial menghasilkan beberapa masalah-masalah dan potensi yang tidak terlihat jelas namun dapat lebih di perbaiki, sehingga hal tersebut membuat semangat saya bangkit untuk melakukan pengabdian terhadap desa ini. Pada hari terakhir refleksi sosial, tepatnya tanggal 30 Juni 2020, saya meminta izin kepada kepala desa untuk me...